Kehidupan
adalah anugerah utama Illahi. Anugerah kehidupan memberi gambaran
kebesaranNya buat kita manusia, yang wajib kita syukuri dan hargai.
Internet adalah kemudahan buat umat manusia. Justeru itu,
manafaatkan ia untuk kesejahteraan diri kita dan umat sejagat.
Sentiasalah kita beringat, apa yang kita lakukan, akan dipertanggung
jawabkan pada kemudian hari.
Gunakan sebaik-baiknya kurnia Allah swt kepada kita. Halalkan
kegunaan akal, hati dan lidah pada perkara yang bakal membawa
kecemerlangan diri kita dunia dan akhirat. Kita hidup hanya sekali.
Sekali 'pergi' tak kan kembali. Buat baik berpada-pada, dan buat
jahat JANGAN sekali-kali. Kewujudan website penulisan2u dengan blog
sebagai wadah untuk meningkatkan nilai diri. Bermatlamatkan
penyatuan ummah dengan ciri-ciri kemurnian budi dan budaya. Walaupun,
dunia terus maju dengan teknologi, kita akan terus kekal dengan
akhlak dan jati diri insani.
Pagi itu terasa cerah, tak terlihat langit mendung menutupi langit biru, sang surya menyapa seolah tertawa girang, kicau burung terdengar sahut-menyahut seolah mengisaratkan Alam telah terang, seiring orang-orang berkemas memulai aktifitas. Dari sebuah rumah terdengar samar alunan musik, mengiringi beribu kaki memulai hari. Di rumah itu nampak laki-laki dengan senyum ramah, telah siap berangkat memulai harinya dengan baju lengan panjang lengkap dengan sepatu hitamnya, lelaki itu melangkah menuju sepeda motor yang telah siap menemaninya menyusuri jalan aspal. Beberapa saat kemudian sepeda motorpun melaju di jalanan, di antara keramaian kendaraan lain yang lalu-lalang, sekitar 25 menit lelaki itu sampai tempat tujuan, tempat untuk memuali harinya "Tempat kerja." Sesampainya di tempat kerja, seperti hari-hari biasa dia mengisi daftar hadir di urutan kedua dan di urutan pertama rekannya yang selalu datang lebih awal, sebut saja "Amay." Amay adalah sahabat dekat lelaki itu. Setelah mengisi daftar hadir, lelaki itu menuju sebuah meja, di atas meja nampak kertas dan buku-buku masih berantakan, satu persatu lelaki itu menyusun buku-buku dan kertas tersebut, tiba-tiba tangannya terhenti matanya tertuju pada sebuah amplop. Diraihnya amplop, di luar amplop tertulis "PANGGILAN DIKLAT."
"Jo, itu panggilan diklatmu hari ini pembukaanya." Tiba-tiba di belakang Jo, telah berdiri Amay menerangkan isi amplop. "Hi, May, kirain siapa," Jo sedikit kaget. " kok mendadak kayak begini diklatnya dan kenapa aku tidak di kasaitahu dari kemaren?" Jo melanjutkan kalimatnya. "Kemarin itu, Jo pulang lebih awal, sedangkan suratnya sampai hampir jam dua-an." "O gitu iya, terus jam berapa pembukaannya ?" tanya jo lagi, yang masih ingin tahu banyak tentang info yang di sampaikan Amay. "Coba buka saja amplopnya supaya lebih jelas." Pinta Amay seraya tersenyum ramah. Jo, berlahan membuka menyobek ujung amplop, di keluarkannya isinya yang sudah tercantum jadwal dan tempat Diklatnya, selama sembilan hari, mulai dari jam 07:00 hingga 22:00 malam di gedung Ibukota Propinsi. Jo menggeleng melihat jadwal yang begitu padat, tidak dapat di bayangkan bagaimana capeknya duduk seharian. "Wah! May, pembukaannya jam 16:00 sore ini." Tegas Jo menatap Amay yang masih berdiri di hadapannya. Jo kelihatan risau tidak menentu karena pekerjaan di tempat kerja masih menumpuk, belum lagi hari ini harus berangkat diklat. "Jo, begini saja, sekarang minta izin pada atasan untuk pulang lebih dulu untuk mempersiapkan diklatnya." amay mencoba memberikan solusi untuk memperingan fikiran Jo, yang tidak menentu. Jo tersenyum, seolah senyumnya menunjukkan jawaban setuju sekaligus pujian buat Amay, sahabat yang selalu memberikan masukan, usul ketika Jo menghadapi kesulitan. Tanpa berfikir panjang, Jo mengajak Amay ke ruang pimpinan untu minta izin, dan beberapa saat kemudian, merekapun keluar dari ruang Pimpinan. Nampaknya mereka diberikan izin. "Aku antar, Jo?" Amay menawarkan jasa. "Boleh, Jika Amay tidak keberatan." jawab Jo tidak menolak tawaran Amay. Keduanya, meninggalkan tempat kerjanya menuju rumah Jo yang jaraknya sekitar 20km dari tempat kerja dan setelah itu langsung menuju tempat diklat. Sesampainya di rumah jo, Amay heran, karena setiap kali ke rumah jo, Amay biasanya disambut oleh seorang wanita dan satu anak yang tak lain adalah Istri dan Anak Jo. "Jo, Kok rumahmu sepi, istrimu kemana?" tanya Amay penasaran "Lagi di rumah mertua." . Dengan santai Jo, menjawab "O gitu." Amaypun tak banyak tanya, karena sedikitnya dia tahu bagaimana kehidupan Jo yang selalu tidak ambil pusing dengan keadan di rumahnya, bahkan Jo rela meninggalkan anak istri demi pekerjaan dan masa depannya. Jo terlihat sibuk mepersiapkan perlengkapan diklatnya sementara Amay di persilahkan duduk di halaman yang telah di siapkan tempat duduk, memang rumah jo tidak ada ruang tamunya, rumah tua yang sederhana peninggalan keluarga letaknyapun jauh dari keramaian kota atau tepatnya desa pinggiran Ibukota kabupaten. Dari luar rumah Sesekali Amay melihat Jo mondar-mandir di dalam kamar. "Ada yang bisa saya bantu jo? " Suara Amay menyela kesibukan jo yang lagi berbenah. "O iya ada, tolong masukkan buku-buku saya dalam tas." Sebisa mungkin Jo berusaha untuk tidak menolak Setiap tawaran Amay, Karena Jo tahu Amay cepet tersinggung jika niat baiknya di tolak. Begitulah Amay membantu Jo, keduanya memang sahabat yang seolah tak terpisahkan oleh siapapun dan oleh apapun, karena kemanapun mereka selalu berdua, dimana ada "Jo" disitu ada "Amay" begitupun sebalaiknya, sehingga rekan kerja atupun setiap mata yang memandangnya, beranggapan mereka pacaran, teman kencan, selingkuhan dan lain sebagainya. Namun keduanya tak menghiraukan semua itu, hanya mereka berdualah yang lebih tahu bahwa diantara keduanya tak ada hubungan istimewa, tak lebih dari sahabat akrab, itu saja.
Sementar itu, Jo telah siap untuk berangkat membawa semua perlengkapan diklatnya dibantu Amay. " Kita Berangkat May...?" Tanya jo. " Ok, Boz" Canda Amay sedikit menghibur Jo. Keduanya kembali melaju, Jo melirik jam tangannya, jarum jam telah mendekati jam 15:30. Langit terlihat mendung yang nampaknya sebentar lagi akan turun hujan. "Jo, lumayan lama ya kita tidak ketemu?" Tanya Amay dalam perjalanan. " Untuk sementara May" jawab Jo singkat "Apa perlu saya besuk ?" Amay kembali bertanya. " Ah gak usah, mau besuk kayak orang sakit saja." Di sela perbincangan mereka berdu, di atas jalan aspal nampak percikan-percikan air membasahi di beberapa titik, hujan mulai turun, Jo kebingungan karena sebentar lagi Pembukaan diklat sementara di perjalanan mulai turun hujan, lebih celakanya lagi Jo lupa bawa jas ujan. "Jo, hujan makin lebat." Sela Amay. " Ya, May, begini, bukan maksud apa-apa, tapi karena ini hujan, kamu tidak usah antar aku sampai tempat diklat, lebih baik sekarang aku antar kamu pulang saja, bagaimana?". " Ok dah bagaimana baiknya." Jawab Amay, untuk kali ini Amay mngerti kenapa jo menolak Tawaran jasanya. Akhirnya di sebuah perempatan jalan, Jo berbelok kearah rumah Amay. Beberapa saat kemudian keduanya sampai depan rumah Amay. " Aku gak mampir ya May." " Ya, tidak apa-apa, hati-hati ya." Amay melambaikan tangannya. Seraya mengucakan terimakasih, Jo berlalu dari hadapan Amay.
Tepat jam 16:00, Jo sampai di Gedung tempat diklatnya, acara pembukaan segera dimulai, Jo sedikit bergegas memasuki Gedung dimana acara pembukaan tersebut. Jo mencari tempat duduknya yang telah di bagi berdasarkan Kabupaten/Kota masing-masing. Setelah beberapa saat sempat keliling, Jo-pun menemukan tempat duduknya, di temuinya teman-teman dari kabupaten yang sama, berkenalan, basa-basi dengan teman di sekitar tempat duduknya. Beberapa susunan acarapun telah di lalui, kini, telah sampai pada puncak acara, yaitu acara pembagian kelompok dan sekaligus pembagian kunci kamar Masing-masing. Kelompok di bagi 40 orang dari sekitar 300 peserta dari 8 Kabupaten/Kota. Panitia menyebut nama lengkap Jo, Jo bergegas menuju panitia untuk mengambil kunci kamar. "Aduh! maaf mbak!" Karena sedikit terkopoh, Jo membentur lengan Wanita berjilbab dengan tinggi 165-170cm, Jo terperangah "Wao tinggi sekale...!?" Bisik jo dalam hati. "Ah... Gak apa-apa, maklum orang banyak." Sambut wanita itu seraya tersenyum. Lagi-lagi Jo terperangah dengan wajah yang ada di depanya, suaranya lembut, senyumnya minta ampun, hidungnya bak bintang film india. " Maha sempurna Ciptaan-Mu Tuhan " Puji Jo dalam hati. Wanita itu berlalu dari hadapan Jo. Sementara itu Jo mengambil kunci kamar di panitia, lalu, Jo menaiki tangga menuju lantai dua, di depan kamar no 37, langkah Jo terhenti dan memasuki kamar itu, kini Jo sedikit lega karena acara inti untuk hari ini telah selesai dan ada perubahan jadwal dari panitia, bahwa setelah pembukaan hari ini, maka, kegiatan akan di lanjutkan keesokan harinya dengan alasan, peserta dapat istirahat untuk malam ini khususnya peserta dari kabupaten/kota yang jaraknya jauh dari tempat diklat bahkan ada peserta yang harus menyebaringi lautan. Malampun tiba, karena tidak betah dalam kamar sendirian, Jo bermaksud keluar kamar, namun begitu pintu kamar terbuka, Jo tersentak seolah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, baru saja lewat didepannya seorang Wanita cantik, berjilbab, tinggi dengan hidung yang sangat indah, dan wanita itu memasuki kamar nomor 38 yang berhadapan dengan kamr Jo. Wanita itu tidak lain adalah wanita yang hampir di tabrak Jo saat acara pembukaan tadi sore. Jo mengurungkan niatnya untuk mencari udara segar di luar kamar, dia seolah barusaja melihat bidadari jadi-jadian. Jo masuk kekamarnya dengan wajah tak menentu, bingung dengan perasaannya sendiri. " Apakah karena aku gampang jatuh cinta?" Ungkap jo dalam hati yang tak habis-habisnya, "Ataukah karena Wanita itu terlalu cantik? entahlah....." Di tatapnya langit-langit kamar berhayal tentang wanita itu, tak lama kemudian, iapun terlelap.
Keesokan harinya, di pagi buta Jo mempersiapkan diri untuk kegiatan hari ini yang di sesuaikan dengan jadwal dari panitia. Begitu semua terasa sudah siap, Jo menuju ruang sarapan yang telah disiapkan, setelah itu baru menuju ruang kelas, layaknya pelajar atau mahasiswa yang siap menerima pelaajaran dari guru atau dosen. Begitu sampai di kelas hati Jo seolah Berteriak girang karena ternyata wanita yang di kagum-kaguminya itu berada di kelas yang sama dengannya. Jo merasa seperti murid baru saat di bangku SMA, tidak ada teman akrab semua teman baru. Tidak lama menerima materi dari instruktur diklat, waktu istirahatpun tiba dan di saat semua peserta keluar kelas Jo mencari-cari kesempatan supaya bisa mengenal sang bidadari pujaannya itu. "Hi! Kenapa tadi di kelas kamu lerak-lirik saya?" Tanya wanita itu. Jo tengak tengok kiri kanan, tidak ada orang selain mereka berdua. "Mbak bicara sama saya...?" Jo balik bertanya pada wanita yang ada tepat di belakangnya. "Ya iyalah... sama siapa lagi!" tegas wanita itu. Jo seolah tak percaya jika wanita itu tiba-tiba bicara dengannya. Keduanya menuju pohon yang rindang di halaman gedung yang telah di sediakan tempat duduk serta minuman bagi peserta. "Oya dah mbak, kenalkan, saya Jo" Jo memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya seolah tidak sabaran ingin mengenal sang pujaan. "Namamu bagus ya, Nama saya Endang" Wanita itupun menyebut namanya. "Namaku bukan bagus tapi, Jo " Jo sedikit melawak. Endang hanya tersenyum. Perkenalanpun berjalan lancar, tanya alamat sampai saling tanya nomor ponsel. Keduanya begitu cepat akrab, saling berbagi canda dan tawa seolah teman SMA kemudian bertemu di acara reuni. Begitu selanjutnya, pertemuan mereka menjadi lebih sering keduanya saling mencari apabila ada tugas dari insruktur. Pada suatu hari semua peserta diklat di istirahatkan lebih awal dan malamnya tidak ada kegiatan. Sehabis magrib, Endang mengetuk pintu Jo. "Jo!" Teriak Endang "Ya sebentar!" Sahut jo dari kamarnya. Tak lama kemudian Jo muncul dari balik pintu kamarnya, Jo terpaku, matanya tak berkedip. "Ya Tuhaaan....! sempurna ciptaan-Mu" Bisik Jo dalam hati karena di depan pintunya telah berdiri, Endang dengan anggunnya, seolah akan pergi kepesta. "Jo, kok bengong begitu?" Tanya Endang heran. Jo tersentak dengan suara lembut Endang. "Ah gak... cuman kagum saja" Pujian jo membuat Endang tersipu. "Kagum kenapa...?" Endang seolah tidak mengerti dengan pujian Jo "Malam ini, gedung ini mendapat anugrah yang indah, di huni oleh Bidadari" Gombal jo makin menjadi membuat Endang risih dan hampir lupa apa tujuannya mengetuk pintu, Jo. "Eh, Jo, Kita ke mall yuk..!?" Ajak Endang " Antar saya beli sendal" Lanjut Endang dengan harapan Jo mau mengantarnya. "Boleh... Dengan senang hati" Jawab jo tak menolak ajakan Endang. Hati Jo berbunga-bunga karena waktu yang di tunggu-tungu akhirnya datang juga, ia mengambil jaketnya dan langsung mengajak Endang ke tempat parkir, kemudian keduanyapun melaju di jalan menuju mall. Di perjalanan mereka tak banyak bicara. Tak lama merekapun sampai di pelataran parkir mall. Jo mengajak Endang keliling mall untuk mencari sendal, karena panggilan diklat yang mendadak membuat Endang lupa membawa sendal cadangan. Sementara jika Endang pulang untuk ngambil sendal, jarak tempat diklat dengan rumahnya, Butuh sekitar 15 jam itupun jika arus gelombang laut normal serta mendapat kapal ferry yang bagus. Tampaknya mereka tidak mendapatkan apa yang dicari, karena keduanya keluar dari mall dengan tangan tak membawa apa-apa, tidak ada yang sesuai dengan selera. Kini giliran mereka mencari makan, mereka bosan makan di gedung, ikannya yang itu-itu saja. Tapi sayang sesampainya di pelataran parkir, Ban motor Jo gembos. Keduanya kelihatan resah, seketika wajah Endang yang bak Bidadari itu berubah menjadi muram. Jo dan Endang berjalan beriringan mencari tukang pres ban, setibanya di pintu samping mall, jo kaget karena beberapa tetes air mata mengaliri pipi mulus Endang. " Kamu nangis?" Jo menghentikan langkahnya, heran kenapa Endang tiba-tiba menangis. Sementara Endang tak menjawab, ia hanya terus menangis di belakang Jo dan mengikuti langakah Jo yang menggeret motornya. Kini senyum Endang telah pudar, mata yang tadinya bening laksana embun pagi yang menyejukkan setiap mata yang memandangnya kina berubah memerah, air mata Endang membuat fikiran Jo makin tidak karuan. "Endang, mau naik taksi...?" Jo menawarkan solusi. "Gak berani," jawaban Endang di sela isak tangisnya yang makin menjadi karena terasa malam makin larut, "aku kan gak kenal daerah sini" sambung Endang lagi sambil sesekali mengusap air matanya yang mengalir di pipi mulusya. "Aku pernah kerja di taksi, Jadi, aku banyak kenal pengemudi taksi, kamu tidak bakalan di ganggu atau di bawa kabur." Kembali Jo berusaha menenangkan Endang walaupun fikirannya juga tak menentu, Jo ingin Endang tersenyum lagi, bercanda lagi. "Pokoknya aku gak mau!" Kembali tawaran jo di tolak Endang, namun jo tak putus asa. "Kalau begitu aku temani naik taksi dan motorku aku titip di tukang pres ban, bagaimana?" Desak jo lagi. Untuk yang ketiga kalinya tawaran Jo di tolak Endang. Kepala Jo terasa mau pecah, harus bagaimana lagi, semua usahanya sia-sia. "Pergi dah tambal bannya, aku tunggu disini" Kini giliran Endang mencoba menawarkan jalan keluar. Jo tak menolak karena tak tahu mesti bagaimana lagi. "Kalau begitu, tunggu aku di PKL itu" Jo menunjuk PKL yang tidak jauh dari tempat mereka berdua. Jo berlalu dari hadapan Endang sambil menggeret motornya. Begitu sampai di tukang pres ban, Jo mencoba menghubungi ponsel Endang berkali-kali, tapi tidak ada jawaban, akhirnya Jo memutuskan untuk menjemput Endang dengan jalan kaki. Jo sedikit berlari, ia tak ingin Endang lama menunggu dan melakukan hal-hal yang di luar dugaannya, begitu dekat PKL, hati Jo lega ternyata Endang masih menunggunya. "Saya telpon kok tidak di angkat?" tanya Jo yang masih engos-engosan. Endang seolah tak menghiraukan pertanyaan Jo, malah dia balik bertanya. "Dimana tambal bannya...?" suara Endang lirih menggugah hati jo, ingin rasanya jo memeluk tubuh indah itu dan memanjakannya supaya tidak menangis lagi, namun apa daya ini baru permulaan. "Tak jauh kok, kita bisa jalan kaki" Jo menjelaskan. Endang beranjak dari tempat duduknya mengajak Jo kembali ke tukang pres ban. Yang terdengar hanya lanngkah mereka, keduanya hanya diam, hanyut oleh fikiran masing-masing. Sesampainya di tukang pres ban, motor jo telah siap, Jo langsung menyodorkan ongkos dan langsung mengajak Endang kembali ke gedung, tak sepotong katapun keluar dari bibir mereka, keduanya hanya diam. Setelah sampai di gedung, Endang turun dari boncengan Jo. "Jo, terimakasih banyak dan maafkan saya" Hanya itu kalimat yang keluar dari bibir tipis indah Endang, dan berlalu meninggalkan Jo. Jo semakin tidak mengerti "Tadinya dia kesal, tidak mau bicara dan hanya menangis, tapi sekarang malah berterimakasih, mohon maaf dan tersenyum" Gumam Jo tak habis fikir. Jo menaiki tangga menuju kamarnya, dia linglung, tenaga dan fikirannya malam ini telah terkuras habis, di kamarnya dia hanya bengong di temani sahabat setianya, sang pengurang usia (Rokok). Tiba-tiba Hp Jo berbunyi, satu sms masuk, Jo membuka sms dan nampak di layar ; "Jo... Aku tunggu di ruang tengah, kita bikin rujak." Sms itu ternyata dari Endang. Jo berjalan ke ruang tengah dengan sisa-sisa tenaga yang ada, sesampainya disana ia di sambut dengan tawa renyah Endang dan beberapa teman lainnya. Jo mengernyutkan alisnya tak percaya kini Endang telah tertawa girang dengan mata yang masih bengkak. Begitu Jo duduk di hadapan Endang, di teras ruang tengah, teman-teman yang lain meninggalkannya satu persatu. "Endang ada apa ini...?" tanya Jo masih penasaran "Sekali lagi saya minta maaf ya, Jo" Suara endang sedikit serius " Aku telah membuat Jo resah" sambungnya lagi di sertai ciri khasnya dengan senyum indah seolah menambah setamina Jo, yang tadinya terkuras gara-gara geret motor. "Gak apa-apa... Aku paham kamu takut" "Ya memang aku takut, tapi aku gak marah kok, hanya saja aku khawatir kamu meninggalkan aku di mall dan aku gak kenal daerah sini, daaan... aku kira kamu sengaja nggembosin ban motormu dan menculik aku." "Ha haha..!" Giliran Jo yang tertawa terbahak setelah Endang menjelaskan kenapa dia tiba-tiba menangis di mall.
Kini tibalah hari terakhir bagi peserta diklat acara penutupanpu di gelar dengan acara riang-ria, hiburan musik, tarian daerah dan ada pula wakil peserta yang menyampaikan pesan dan kesan kala diklat. Di sela acara, Jo duduk di belakang Endang. "Endang, sudah pesan ticket...?" Tanya Jo di sela hingar bingar hiburan. "Sudah, itu busnya sudah nunggu di depan," "O begitu" jawab Jo singkat " Emang kenapa, Jo?" " Ah gak. Aku hanya tidak ingin kamu melupakan kenangan semalam" Suara Jo seolah memberatkan langkah Endang untuk pulang. "Dan aku tidak akan lupakan rasa Rujak tengah malam itu" Sambung Jo lagi. "Ha haha... Aku juga takkan melupakan rasa rujak itu karena ini adalah NGIDAM anak pertamaku" Endang menjawab dengan tenangnya. "Apa, Ngidam!!!?" Tanya Jo tak percaya "Kan kita tidak pernah ngapa-ngapaen?" Jo menyambung kalimatnya. "Ya iyalah aku gak ngapa-ngapain sama kamu, tapi aku ngapa-ngapain dengan suamiku di sebrang sana" Jawaban Endang membuat Jo lupa diri, tatapannya kosong, telinganya seperti tuli, tak mendengar dan menghiraukan hiburan yang di tampilkan panitia. Jo seolah menyesali pertemuannya, " kenapa aku tidak tanya dari awal ya?" tanya Jo dalam hati. Di penghujung acara, Endang bersalaman dan mencium tangan Jo. "Jo, aku takkan melupakan sahabat yang baik sepertimu" ucap Endang dengan tangan jo yang masih di genggamnya. "Salam buat istrimu, Jo" lanjutnya lagi. "Salam juga buat suamimu" Jo pun titip salam buat suami Endang. Jo berbisik seraya berbalik berangkat pulang "Cintamu Sebatas Diklat." Itulah kalimat terakhir mereka berdua, kalimat perpisahan. Mereka kembali kekeluarga masing-masing, Lautan membentang menjadi jarak di antara mereka namun bukan berati mereka putus hubungan. Terakhir kali Jo menghubungi ponsel Endang, Endang memberinya kabar bahwa kandungannya telah sembilan bulan, tinggal menunggu hari.
Banyumulek Desember 2007 Di muat di Lombok Post 13 April 2008
TINGGALKAN ULASAN DAN KOMEN, PADA SETIAP KARYA YANG ANDA BACA Penulis memerlukan ulasan dan komen, bagi memperbaiki penulisan dan memperbetulkan kesilapan. Komen dan ulasan anda akan memberi satu semangat kepada penulis, untuk terus menulis karya dan seterusnya menghasilkan karya yang menarik. Kerjasama & sokongan daripada pembaca amat kami hargai. Sebab itulah kami menyediakan HADIAH, sebagai penghargaan kepada penulis dan juga kepada pembaca yang aktif memberi komen & ulasan
"Dia
hidup bukan kerana cinta. Dia hidup kerana
kehadiran Prince Charming yang menyelamatkannya.
Semuanya gara-gara dia mengoyak Carta Prince
Charming—carta misteri yang tiada sesiapa tahu
dari mana datangnya. Yang pasti, memang dia
langsung tidak percaya dengan sumpahan yang
dikatakan berkaitan dengan Carta Prince
Charming.
"Sumpahan puteri? Kau ingat ini cerita dongeng
ke? Puteri apa yang nak sumpah aku ni? Puteri
bunian? Puteri lindungan bulan?”
Desakan daripada Sofea membawanya ke Kelab Bola
Sepak. Di situlah Prince Charming berkumpul.
Tetapi hanya seorang sahaja Prince Charming yang
dicari-carinya. Namun, untuk mencari Prince
Charming bukanlah mudah, namun dia yakin, antara
mereka, pasti salah seorang adalah penyelamatnya.
Orang tu pun satu! Dah selamatkan nyawa orang,
tak reti-reti ke nak munculkan diri? Bukan ke
lagi senang kalau datang berdiri depan aku dan
cakap, Sayalah yang selamatkan awak daripada
kena langgar semalam. Finish! Tak adalah nak
panjangkan cerita sampai beratus muka surat
semata-mata nak cari Prince Charming!
Tajuk:
Prince Charming
Penulis: Ratu Bulan
Terbitan: Fajar Pakeer
Harga:
RM19.90
Ulasan:
NOVEL
HANGAT DIPASARAN
Pertemuan
pertama memberi impak yang berbeza kepada dua insan. Maria
malu mengenang, sedang Hisyam mahu mendekat. Maria semakin
resah apabila Hisyam terus-terusan mendesak. Dalam benci
ada rindu. Bijak Hisyam memujuk, mereka akhirnya disatukan.
Salina hadir menjadi duri dalam daging. Bagi Hisyam, gadis
itu ialah sahabatnya yang terbaik. Insan paling dipercayai.
Namun, dalam diam, Salina meracuni hubungan mereka. Salina
ada agenda yang tersendiri.
Semakin hari, semakin nipis rasa percaya Maria terhadap
Hisyam. Namun, dia tidak mungkin menghindar rasa kasih
yang sudah menebal. Demi menunaikan permintaan Maria,
Hisyam tega melamar Salina walau ada luka di hati.
Sanggupkah Hisyam menduakan Maria yang pernah dicintai
sepenuh hati? Dan, Maria, mampukah membiarkan suami
tersayang jatuh ke tangan Salina? Atau, Mariakah orang
ketiga yang tidak lagi diperlukan kehadirannya oleh Hisyam?
Penulisan2u
sedang
berkerjasama dengan Penerbit Novel bagi memberi peluang kepada penulis-penulis berbakat dan karya yang menarik.
Antara novel yang sudah di terbitkan
2 Pengulas paling AKTIF dengan memberi komen yang ikhlas dan
membina, pada setiap karya cerpen / novel di penulisan2u akan
menerima hadiah sebuah NOVEL.
•
Creative Enterprise Sdn. Bhd., sedang mencari manuskrip kanak-kanak atau remaja. Ini kerana pihak kami ingin memperluaskan dan memperbanyakkan bahan bacaan untuk kanak-kanak dan remaja. Di samping itu kami juga ingin memupuk minat membaca dalam kalangan kanak-kanak dan remaja.
( klik disini
)
•Karyaseni Enterprise ingin memaklumankan
kepada anda yang berminat untuk menghantar manuskrip
anda kepada KS untuk penilaian, sila email kan
sinopsis dan tiga bab awal ke alamat email berikut:
Manuskrip@karyaseni.my
•KarnaDya Solutions Sdn
Bhd. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
hantarkan karya anda. Sebelum anda menghantarkan
manuskrip anda, sila hantarkan butiran berikut terlebih
dahulu melalui emel/pos. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•NB Kara Sdn Bhd dengan berbesar hati
menjemput mana-mana penulis yang merasakan diri mereka
layak menjadi penulis yang versatil, menghantar
manuskrip mereka kepada NB Kara Sdn Bhd. Tulisan anda
terlebih dahulu akan dinilai oleh penulis prolifik
Norhayati Berahim dan juga beberapa panel editor sebelum
diluluskan untuk terbitan.
(
klik disini )
•Jemari Seni Publishing. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
Untuk tujuan pengiriman manuskrip, JEMARI SENI telah
menggariskan panduan kepada penulis-penulisnya. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•
Alaf 21 Sdn Bhd. Tahun 2008 bakal menjanjikan sinar
kecemerlangan seandainya karya anda terpilih untuk
diterbitkan oleh Alaf 21, penerbit novel tersohor di
Malaysia.
Jika
anda mempunyai salah satu manuskrip tersebut, kami ingin
menatap dan menilainya. Sekiranya sesuai, pihak kami
ingin menerbitkannya di bawah jenama ALAF21.
( klik disini)
•
tip kehidupan, zodiak, horoskop, petua, tip, puisi,
pantun, sajak, dan pelbagai artikel menarik layari di
http://istimewa2u.blogspot.com
•
Blog Berkaitan agama, topik-topik tazkirah, audio, video
ceramah, mendengar 114 surah Al-quran secara online,
radio-radio dakwah, layari di
http://dakwah2u.blogspot.com
•
Blog Media, Tv streaming online, radio streaming online,
surat khabar, rakaman drama, radio era, hot.fm, tv1,
tv2,tv3 dan lain-lain. layari di
http://mymedia2u.blogspot.com
•
Blog Koleksi cerita lawak, lucu, kelakar dan video lawak,
lucu dan kelakar. layari di laman
http://kelakar2u.blogspot.com
•
Laman web
syarikat penerbit novel Creative
Enterprise Sdn Bhd (CESB). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.cesb.net.my
•
Laman web
syarikat penerbit
Kaki Novel
Enterprise. Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.kakinovel.com
•
Laman web
syarikat penerbit NB kara Sdn Bhd.
Dimiliki oleh penulis terkenal Norhayati Berahim, Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.nbkara.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit Buku Prima Sdn Bhd.
Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.bukuprima.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit novel
jemari Seni Publishing (JS Publishing). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.jemariseni.com
•
Laman web syarikat penerbit novel Alaf21 Sdn Bhd
(alaf21). Untuk melihat novel-novel terbaru dari Alaf21
layari di
http://www.alaf21.com.my
•
Laman web syarikat penerbit novel Fajar Pakeer Sdn Bhd). Untuk melihat novel-novel terbaru layari di
laman
http://www.fajarnovels.com.my
Kata Kunci
koleksi novel, koleksi novel
cinta, novel, novel online, novel melayu, novel malaysia, novel terbaik,
novel cinta, novel masyarakat, cerpen, koleksi cerpen, koleksi cerpen
cinta, koleksi cerpen cinta remaja, cerpen baru, koleksi cerpen terbaru,
teratak cerpen, cerpen cinta, cerpen online, cerpen terbaik, cerpen
melayu, koleksi cerpen cinta malaysia, cerpen malaysia, cerita seram,
cerita, cerita cinta, cerita pendek, cerita melayu, cerita online
Malaysia Group
Blog
Koleksi
Cerpen & Novel proudly powered by Blogger. Best display view 1024x768.
Google Inc
Koleksi Cerpen
& Novel dari Malaysia, Indonesia, Singapore & Brunei
Catat Ulasan
TINGGALKAN ULASAN DAN KOMEN, PADA SETIAP KARYA YANG ANDA BACA Penulis memerlukan ulasan dan komen, bagi memperbaiki penulisan dan memperbetulkan kesilapan. Komen dan ulasan anda akan memberi satu semangat kepada penulis, untuk terus menulis karya dan seterusnya menghasilkan karya yang menarik. Kerjasama & sokongan daripada pembaca amat kami hargai. Sebab itulah kami menyediakan HADIAH, sebagai penghargaan kepada penulis dan juga kepada pembaca yang aktif memberi komen & ulasan