Kehidupan
adalah anugerah utama Illahi. Anugerah kehidupan memberi gambaran
kebesaranNya buat kita manusia, yang wajib kita syukuri dan hargai.
Internet adalah kemudahan buat umat manusia. Justeru itu,
manafaatkan ia untuk kesejahteraan diri kita dan umat sejagat.
Sentiasalah kita beringat, apa yang kita lakukan, akan dipertanggung
jawabkan pada kemudian hari.
Gunakan sebaik-baiknya kurnia Allah swt kepada kita. Halalkan
kegunaan akal, hati dan lidah pada perkara yang bakal membawa
kecemerlangan diri kita dunia dan akhirat. Kita hidup hanya sekali.
Sekali 'pergi' tak kan kembali. Buat baik berpada-pada, dan buat
jahat JANGAN sekali-kali. Kewujudan website penulisan2u dengan blog
sebagai wadah untuk meningkatkan nilai diri. Bermatlamatkan
penyatuan ummah dengan ciri-ciri kemurnian budi dan budaya. Walaupun,
dunia terus maju dengan teknologi, kita akan terus kekal dengan
akhlak dan jati diri insani.
"Ada pintu kecil yang senantiasa tertutup di dalam diri kita. Egoisme dan kecurigaan adalah palang abadi yang mengunci, dan mengurung hati mereka dalam sunyi dan sepi luar biasa. Ikhlas menerima dan uluran tangan bagi mereka, akan mementangkan pintu kecil yang bernama nurani di dalam hati kita. Mereka sahabat kita, bagian dari kita!" --Puisi dedikasi buat pengidap HIV/AIDS (ODHA) yang terkucil
----------------------
Pantai Kuta Bali menawarakan sunset berwarna jingga, hitam dan merah. Ombak berkejaran di bibir pantai. Riak-riaknya membuih putih bagai arakan gemawan yang baur tiap sebentar. Memantul dan seolah memanggil-manggil. Sementara itu, pepasir putih masih berserak serupa permadani raksasa, memanjang dalam bujur serupa tubuh ular nan pulas. Sepasang kekasih tampak tengah berkejaran sambil bermain air. Cafe Rosso Vivo di pinggiran Kuta Bali terlihat lengang. Pengunjung baru satu-dua yang bertengger menikmati indahnya pantai Kuta Bali. Termasuk Kirana, perempuan cantik jalan duapuluh tiga. Kirana adalah ODHA, pengidap HIV positif yang divonis setengah tahun lalu. Virus itu menggerogoti kekebalan tubuhnya melalui pandemi suaminya, Revo Beberapa waktu, kehidupan Kirana masih berjalan seperti biasa, selayaknya perempuan sebayanya. Menikmati indahnya masa-masa remaja hingga menikah. Menyandang predikat sebagai seorang istri, dan memiliki suami yang sangat dicintainya. Namun semua kenangan indah itu sirna dalam sekejap. Kirana mendesah pelan, mendekap tangannya di dada. Menyelempangkan syalnya ke belakang pundak. Lalu pandangannya jauh menatap pada hamparan laut di pantai Kuta. Dulu, di sana ia dan Revo berkejaran layaknya sepasang kekasih yang tengah memadu janji. Pasir-pasir putih menjadi saksi bisu betapa mereka sangat mencintai. Sebagian sahabatnya merasa iri dengan kisah percintaan mereka yang begitu romantis. Cinta benar-benar membutakan mata hati mereka. Hingga ikrar cinta yang pada suatu ketika membawa mereka ke pelaminan, mengikat mereka dalam mahligai sehidup-semati. Lalu ihwal lara terjadilah. (Padahal, ia seolah baru saja merasakan manisnya kenangan: beberapa bulan yang lalu mereka menikah di sebuah gedung mewah. Para undangan umumnya dari kalangan pejabat dan orang-orang kaya di kotanya. Betapa bahagianya hatinya saat acara berlangsung meriah namun khidmat itu). Kebahagiaan bersama sang Suami tercinta ternyata hanya berlangsung singkat. Revo, laki-laki yang menikahinya kini menunjukkan sifat aslinya. Revo ternyata seorang laki-laki kasar, pemabuk dan suka main perempuan. Belum lagi ia kecanduan obat-obat terlarang. Kirana nelangsa, hidup dalam bayang-bayang gelap Revo yang kini terkuak perlahan-lahan—setelah sempat lelaki itu sembunyikan segalanya darinya. Suatu hari Kirana benar-benar ingin meminta pertanggung jawaban dari Revo sebagai suami. "Kamu berubah, Revo. Kamu tidak seperti laki-laki yang kukenal dulu." "Alaaa, itu cuma sandiwara, Kirana. Papa dan Mama kamu menginginkan itu, kan? Mereka mencari menantu yang ideal. Baik, kaya, terpandang. Dan tokoh Revo itu adalah tokoh ideal dalam sandiwara tersebut. Dan sekarang, kamu saja yang terlalu bego yang tidak ada bedanya dengan para penonton sinetron picisan yang dipaksa berurai airmata! Asal kamu tahu ya, Revo yang sesungguhnya ya aku ini! Aku yang sekarang!" "Revo... aku ini istrimu. Dan aku bukan penonton sandiwara atau sinetron!" "Sudahlah. Basi! Aku bosan di rumah. Kamu selalu saja melarang aku. Aku muak, tahu!" bentak Revo berapi-api. Kirana hanya terpaku melihat kepergian Revo malam itu. Padahal, Kirana sangat menginginkan kehangatan dari Revo. Sementara Revo mencari kesenangan di luar bersama perempuan lain. Kirana menangis tersedu sambil memeluk bantal guling. Meruapkan kesedihan dan sakit hatinya pada setiap tetes airmatanya. Dielusnya pipinya yang mulai membengkak kena tampar saat mencegah Revo keluar rumah tadi. Rasa sakit itu sudah sampai di hatinya. Tetapi ia sadar, ia tidak perlu menyesali kejadian itu. Toh itu adalah pilihan hatinya. Beberapa kali Papa dan Mamanya melarang Kirana agar tidak berhubungan lagi dengan Revo, dan mengajukan tuntutan cerai kepada laki-laki bejat yang tidak tahu diri itu. Namun, lagi-lagi cinta menggebah. Rasa sayang dan cintanya yang tulus lebih memilih untuk tersakiti ketimbang harus kehilangan wajah tampan Revo. ***
TIGA TAHUN KEMUDIAN Kirana masih berada di pinggir pantai. Ia menghembuskan napasnya, perlahan dengan hati belah. Sesekali melabuhkan pandangannya di horison. Menatap bias putih yang terpancar jauh di ujung lautan. Ombak berkejaran, menghantam karang. Pasir putih masih terhampar bagaikan berlian. Angin berhembus menyibakkan rambutnya yang tergerai. Di sini ia seperti sendiri. Tubuh-tubuh separo telanjang masih mengonggok di bibir pantai. Desiran dan gelungan ombak bagai tarian anancastik yang tak terpahami, menambah kesunyiannya di Kuta Bali. Kirana memainkan kakinya pada ombak kecil yang menerpa selutut. Di matanya tidak ada lagi cerita cinta dan kesetiaan. Kesetiaan itu hanyalah sebuah abstrakis yang tidak dapat ditelusuri. Ia mengenang kembali memori cintanya bersama Revo. Kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan meskipun kenangan itu menjadi sebuah nestapa yang pahit. Kirana menghembuskan napasnya. Jauh lepas di pantai Kuta Bali. Menatap langit hitam yang mengelabu bagai mafela. Kelihatan redup, seperti lamur gulita kehidupan yang harus ia jalani. Beberapa bulan lalu, saat kondisi Kirana melemah, dokter memvonis bahwa ia telah mengidap HIV positif—melalui hubungan dengan suaminya, Revo. (Revo sendiri telah lama terjangkit virus mematikan tersebut melalui penggunaan jarum suntik narkoba yang tak steril dan berganti-gantian.) Untaian airmata pun jatuh bagai tanpa henti. Hatinya hancur berderai. Ia seperti insan yang dilahirkan untuk disiksa dalam sakit yang luar biasa! Andai saja dulu ia mengikuti nasehat Mama dan Papanya, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Penyakit itu merupakan mimpi buruk yang telah menghancurkan hidupnya, dan membuat ia kehilangan orang-orang yang ia sayangi. "Sendiri?" Ada selantun sapa lembut yang mengalun di dekatnya. Seorang pemuda tampan mengenakan kaus oblong berwarna putih. Kirana menoleh sambil tersenyum tipis. "Aku sering melihatmu sendiri. Aku benar-benar penasaran padamu." "Penasaran kenapa?" "Entahlah. Tapi, sudah beberapa hari ini kamu selalu sendiri di pantai ini. Murung, dan seperti...." "Kehilangan semangat hidup?" "Ya, seperti itulah. Memangnya, tidak ada yang menemani?" "Maksudmu, someone special?" "Ya, seperti itulah. Boyfriend, maybe. Atau, mungkin suami? Heh, apa kamu sudah berkeluarga?" Kirana mengangguk. "Dulu. Kami, maksudku, aku dan Revo. Sebelum bercerai. Tapi...." "Tapi apa?" "Tidak ada gunanya lagi." "Maksud kamu apa, sih?" Lelaki berwajah bayi itu menepuk dahinya. "Astaga... kok aku jadi Nenek Nyinyir begini, ya? Hahaha... padahal nama kita masing-masing saja belum tahu." Mereka berkenalan. "Aku Dirgantara. Kamu?" "Kirana." "Namamu indah, seindah wajahmu." "Heh, apalah arti sebuah nama?" Kirana melenguh. "Kalau hidup kita gelap, tak ada yang indah lagi...." "Kirana, kamu memiliki masa lalu yang kelam?" Kirana mengangguk. "Tapi aku pasrah, dan tidak menyesalinya berlarut-larut. Buat apa?! Semuanya sudah aku anggap takdir dan garis hidupku." "Perjalanan hidupmu masih amat panjang, Kirana. Kamu jangan pesimis begitu seperti orang yang tidak memiliki semangan hidup lagi." "Aku selalu berusaha untuk tegar, Dirga. Yah, selayaknya memang begitu. Di sisa hidupku...." Dirgantara mengerutkan dahinya. "Di sisa hidupmu? Mak-maksud kamu apa, sih?!" "Aku terjangkit virus HIV, melalui hubungan dengan suamiku, Revo, yang junkies!" Kirana menelan ludahnya dengan susah payah. "Maaf... bukan maksudku...." "Ja-jadi... kamu...." "Aku salah satu penderita ODHA, Dirga. Nah, sekarang, masihkah kamu mau bersahabat dengan aku?" Dirgantara tampak shock, namun tidak lama ia kelihatan tegar. "Ya, ya. Tentu saja, Kirana. Aku yakin semua itu telah digariskan oleh-Nya. Lagipula, memangnya penderita ODHA itu bukan manusia, dan harus dimusuhi?" Kirana tersentuh, dan meneteskan airmata tanpa terasa. "Kamu laki-laki yang baik, Dirgantara." "Kamu terlalu memujiku, Kirana. Kita kan baru kenalan. Belum juga sejam. Mana tahu aku ini laki-laki hidung belang atau matakeranjang yang lagi cari mangsa bule telanjang di pantai Kuta?" Kirana terbahak. "Hahaha... tapi aku tidak yakin kamu begitu." Pemuda yang memiliki lesung pipi itu turut menderaikan tawa. "Jadi, sekarang suamimu...." "Mantan." "Ya, mantan suamimu. Bagaimana kabarnya?" Kirana mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, Dirga. Aku sekarang tidak peduli, dia akan menempuh jalan hidup yang bagaimana. Yang pasti, aku hanya memfokuskan diri aku untuk menikmati hidup ini dengan sebaik-baiknya. Hidupku pasti tidak akan lama lagi." "Kamu membencinya?" Kirana menggeleng. "Aku masih mencintainya. Dia suamiku, maaf, pernah menjadi suamiku. Dia juga cinta pertamaku. Sampai kapanpun aku tidak dapat melupakannya. Mungkin kami tidak sejodoh sehingga harus menjalani kenangan pahit ini." "Kamu perempuan yang tulus dan baik hati, Kirana. Rasanya tidak adil kamu didera penderitaan begini." "Sudahlah, Dirga. Tidak ada gunanya menghujat siapa pun. Ini garis hidupku!" Dirgantara menghela napas panjang. Turut terharu. Kirana kembali melanjutkan langkah, berjalan menyusuri pasir putih. Angin berhembus menerpa tubuhnya. Dirgantara memperhatikan wajah Kirana dengan lekat, mengikutinya dari samping. Semburat wajah perempuan itu meninggalkan garis-garis kesedihan. Matanya terlihat sayu dengan garis kelopak yang terlihat jelas. ***
DUA HARI KEMUDIAN Cafe Rosso Vivo masih seperti kemarin. Banyak turis mancanegara yang bertandang di sana. Dirgantara duduk di depan Kirana. Menatap sepasang bola mata yang berbinar serupa bintang. Seorang perempuan muda dalam kesempurnaan wajah nan aristokrat. Dan tak disangkalinya kalau ia kini jatuh hati pada Kirana. "Kamu sangat cantik, Kirana," puji Dirgantara. Kirana tersenyum tipis. "Kamu tidak perlu memujiku. Aku sudah bosan dengan pujian itu. Suamiku, maaf, mantan suamiku entah sudah berapa juta kali mengucapkan kalimat itu." "Aku tidak berlebih-lebihan. Kamu benar-benar cantik." "Mungkin semua laki-laki akan bilang begitu. Dan aku tidak mau tegoda." Kirana tersenyum. "Tapi, aku sangat mengagumimu." "Aku tidak pantas dikagumi. Paling tidak, untuk perempuan pengidap ODHA seperti aku." "Sssttt... Kirana. Kok kamu pesimis begitu, sih. Mati hidup kita ditentukan oleh Tuhan. Tidak ada yang...." Kirana menyergah. "Tapi hidupku memang pasti tidak lama lagi, kan?" "Tidak ada yang tahu, Kirana! Tidak seorang pun yang dapat mengetahui kapan mereka akan mati. Jadi jangan...." "Ak-aku...." Dirgantara menggenggam tangan Kirana di atas meja. "Aku cinta kamu, Kirana!" "Secepat itu...." "Ti-tidak, Kirana. Biarkan aku masuk dalam kehidupan kamu. Izinkan aku mengisi sisa hidupmu dengan kebahagiaan. Maaf, tidak sepantasnya aku merebut hatimu dari cinta pertamamu, dari mantan suamimu. Tapi...." Kirana meneteskan airmata. Mata Dirgantara berkaca-kaca. "Ak-aku tidak pantas kamu jadikan orang yang paling istimewa di hatimu, Dirga. Aku adalah pesakitan. Kamu memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dari aku." "Tidak, Kirana. Jangan mendustai perasaanmu. Kamu butuh orang yang mampu memberimu semangat hidup. Mengawal hatimu, menemanimu di saat susah maupun senang. Dan meski tak sempurna, aku berjanji akan merawatmu semampuku. Seumur hidupku...." Kirana menundukkan kepalanya. "Kamu dibutakan oleh cinta, Dirga! Dan lupa, kalau sebenarnya aku ini mengidap HIV!" Dirga tersenyum. "Aku cinta kamu, Kirana. Aku tidak sedang dibutakan oleh cinta. Aku sadar kalau kamu ODHA, perempuan yang terjangkit virus HIV. Tapi, apakah orang-orang sepertimu harus dijauhi, dikucilkan? Semestinya, kalian harus diberi semangat hidup yang besar." "Jangan naif, Dirga. Jangankan orang lain, sahabat-sahabatku, adik dan kakak kandungku, bahkan kedua orangtuaku pun mulai menjauhiku. Mereka sudah menganggap aku sampah masyarakat berpenyakit." Dirga mempererat genggamannya pada jemari Kirana. Meremasnya dengan lembut sesekali. "Mereka tidak seharusnya melakukan itu. Tindakan mereka itu salah. Aku menerimamu, Kirana. Apapun kondisimu. Maukah kamu berjanji untuk menerima aku sebagai bagian dari hidupmu?" Kirana tidak menjawab, hanya mematung dengan wajah sendu. Tanpa disangka-sangka, Dirgantara mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Dibukanya kotak manis berwarna merah jambu tersebut. Ada cincin bermata berlian yang menyembul indah di dalamnya. "Kamu bersedia kan, Kirana?" Kerongkongan Kirana memerih oleh haru. Airmatanya kembali bergulir saat ia mengangguk. Bintang di langit Kuta Bali tampak berkedip indah, lewat jendela kaca di Cafe Rosso Vivo. Malam menghadirkan atmosfer teduh. Kirana menghela napas panjang dan sesekali memejamkan matanya. Ada seberkas sinar gemintang dari langit Kuta Bali yang menelusup di relung hatinya, dan membenderang melalui tulus cinta Dirgantara.
BIODATA PENULIS Embar T. Nugroho, lahir tanggal 3 Februari 1978 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Penulis yang kini tinggal di Medan ini menulis sejak duduk di bangku SMP hingga sekarang. Beberapa cerpennya dimuat di Aneka Yess! dan harian lokal Medan seperti; Analisa Global, Medan Bisnis, Wartakita. Pernah meraih Juara Pertama dalam Lomba Mengarang Remaja Aneka Yess! tahun 2002. Beberapa cerpennya termuat dalam Antologi Sastra Medan, dan satu cerpennya menjadi nominasi terbaik penerbit Escaeva, nominator Lomba Menulis Mudah.
TINGGALKAN ULASAN DAN KOMEN, PADA SETIAP KARYA YANG ANDA BACA Penulis memerlukan ulasan dan komen, bagi memperbaiki penulisan dan memperbetulkan kesilapan. Komen dan ulasan anda akan memberi satu semangat kepada penulis, untuk terus menulis karya dan seterusnya menghasilkan karya yang menarik. Kerjasama & sokongan daripada pembaca amat kami hargai. Sebab itulah kami menyediakan HADIAH, sebagai penghargaan kepada penulis dan juga kepada pembaca yang aktif memberi komen & ulasan
"Dia
hidup bukan kerana cinta. Dia hidup kerana
kehadiran Prince Charming yang menyelamatkannya.
Semuanya gara-gara dia mengoyak Carta Prince
Charming—carta misteri yang tiada sesiapa tahu
dari mana datangnya. Yang pasti, memang dia
langsung tidak percaya dengan sumpahan yang
dikatakan berkaitan dengan Carta Prince
Charming.
"Sumpahan puteri? Kau ingat ini cerita dongeng
ke? Puteri apa yang nak sumpah aku ni? Puteri
bunian? Puteri lindungan bulan?”
Desakan daripada Sofea membawanya ke Kelab Bola
Sepak. Di situlah Prince Charming berkumpul.
Tetapi hanya seorang sahaja Prince Charming yang
dicari-carinya. Namun, untuk mencari Prince
Charming bukanlah mudah, namun dia yakin, antara
mereka, pasti salah seorang adalah penyelamatnya.
Orang tu pun satu! Dah selamatkan nyawa orang,
tak reti-reti ke nak munculkan diri? Bukan ke
lagi senang kalau datang berdiri depan aku dan
cakap, Sayalah yang selamatkan awak daripada
kena langgar semalam. Finish! Tak adalah nak
panjangkan cerita sampai beratus muka surat
semata-mata nak cari Prince Charming!
Tajuk:
Prince Charming
Penulis: Ratu Bulan
Terbitan: Fajar Pakeer
Harga:
RM19.90
Ulasan:
NOVEL
HANGAT DIPASARAN
Pertemuan
pertama memberi impak yang berbeza kepada dua insan. Maria
malu mengenang, sedang Hisyam mahu mendekat. Maria semakin
resah apabila Hisyam terus-terusan mendesak. Dalam benci
ada rindu. Bijak Hisyam memujuk, mereka akhirnya disatukan.
Salina hadir menjadi duri dalam daging. Bagi Hisyam, gadis
itu ialah sahabatnya yang terbaik. Insan paling dipercayai.
Namun, dalam diam, Salina meracuni hubungan mereka. Salina
ada agenda yang tersendiri.
Semakin hari, semakin nipis rasa percaya Maria terhadap
Hisyam. Namun, dia tidak mungkin menghindar rasa kasih
yang sudah menebal. Demi menunaikan permintaan Maria,
Hisyam tega melamar Salina walau ada luka di hati.
Sanggupkah Hisyam menduakan Maria yang pernah dicintai
sepenuh hati? Dan, Maria, mampukah membiarkan suami
tersayang jatuh ke tangan Salina? Atau, Mariakah orang
ketiga yang tidak lagi diperlukan kehadirannya oleh Hisyam?
Penulisan2u
sedang
berkerjasama dengan Penerbit Novel bagi memberi peluang kepada penulis-penulis berbakat dan karya yang menarik.
Antara novel yang sudah di terbitkan
2 Pengulas paling AKTIF dengan memberi komen yang ikhlas dan
membina, pada setiap karya cerpen / novel di penulisan2u akan
menerima hadiah sebuah NOVEL.
•
Creative Enterprise Sdn. Bhd., sedang mencari manuskrip kanak-kanak atau remaja. Ini kerana pihak kami ingin memperluaskan dan memperbanyakkan bahan bacaan untuk kanak-kanak dan remaja. Di samping itu kami juga ingin memupuk minat membaca dalam kalangan kanak-kanak dan remaja.
( klik disini
)
•Karyaseni Enterprise ingin memaklumankan
kepada anda yang berminat untuk menghantar manuskrip
anda kepada KS untuk penilaian, sila email kan
sinopsis dan tiga bab awal ke alamat email berikut:
Manuskrip@karyaseni.my
•KarnaDya Solutions Sdn
Bhd. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
hantarkan karya anda. Sebelum anda menghantarkan
manuskrip anda, sila hantarkan butiran berikut terlebih
dahulu melalui emel/pos. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•NB Kara Sdn Bhd dengan berbesar hati
menjemput mana-mana penulis yang merasakan diri mereka
layak menjadi penulis yang versatil, menghantar
manuskrip mereka kepada NB Kara Sdn Bhd. Tulisan anda
terlebih dahulu akan dinilai oleh penulis prolifik
Norhayati Berahim dan juga beberapa panel editor sebelum
diluluskan untuk terbitan.
(
klik disini )
•Jemari Seni Publishing. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
Untuk tujuan pengiriman manuskrip, JEMARI SENI telah
menggariskan panduan kepada penulis-penulisnya. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•
Alaf 21 Sdn Bhd. Tahun 2008 bakal menjanjikan sinar
kecemerlangan seandainya karya anda terpilih untuk
diterbitkan oleh Alaf 21, penerbit novel tersohor di
Malaysia.
Jika
anda mempunyai salah satu manuskrip tersebut, kami ingin
menatap dan menilainya. Sekiranya sesuai, pihak kami
ingin menerbitkannya di bawah jenama ALAF21.
( klik disini)
•
tip kehidupan, zodiak, horoskop, petua, tip, puisi,
pantun, sajak, dan pelbagai artikel menarik layari di
http://istimewa2u.blogspot.com
•
Blog Berkaitan agama, topik-topik tazkirah, audio, video
ceramah, mendengar 114 surah Al-quran secara online,
radio-radio dakwah, layari di
http://dakwah2u.blogspot.com
•
Blog Media, Tv streaming online, radio streaming online,
surat khabar, rakaman drama, radio era, hot.fm, tv1,
tv2,tv3 dan lain-lain. layari di
http://mymedia2u.blogspot.com
•
Blog Koleksi cerita lawak, lucu, kelakar dan video lawak,
lucu dan kelakar. layari di laman
http://kelakar2u.blogspot.com
•
Laman web
syarikat penerbit novel Creative
Enterprise Sdn Bhd (CESB). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.cesb.net.my
•
Laman web
syarikat penerbit
Kaki Novel
Enterprise. Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.kakinovel.com
•
Laman web
syarikat penerbit NB kara Sdn Bhd.
Dimiliki oleh penulis terkenal Norhayati Berahim, Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.nbkara.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit Buku Prima Sdn Bhd.
Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.bukuprima.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit novel
jemari Seni Publishing (JS Publishing). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.jemariseni.com
•
Laman web syarikat penerbit novel Alaf21 Sdn Bhd
(alaf21). Untuk melihat novel-novel terbaru dari Alaf21
layari di
http://www.alaf21.com.my
•
Laman web syarikat penerbit novel Fajar Pakeer Sdn Bhd). Untuk melihat novel-novel terbaru layari di
laman
http://www.fajarnovels.com.my
Kata Kunci
koleksi novel, koleksi novel
cinta, novel, novel online, novel melayu, novel malaysia, novel terbaik,
novel cinta, novel masyarakat, cerpen, koleksi cerpen, koleksi cerpen
cinta, koleksi cerpen cinta remaja, cerpen baru, koleksi cerpen terbaru,
teratak cerpen, cerpen cinta, cerpen online, cerpen terbaik, cerpen
melayu, koleksi cerpen cinta malaysia, cerpen malaysia, cerita seram,
cerita, cerita cinta, cerita pendek, cerita melayu, cerita online
Malaysia Group
Blog
Koleksi
Cerpen & Novel proudly powered by Blogger. Best display view 1024x768.
Google Inc
Koleksi Cerpen
& Novel dari Malaysia, Indonesia, Singapore & Brunei
Catat Ulasan
TINGGALKAN ULASAN DAN KOMEN, PADA SETIAP KARYA YANG ANDA BACA Penulis memerlukan ulasan dan komen, bagi memperbaiki penulisan dan memperbetulkan kesilapan. Komen dan ulasan anda akan memberi satu semangat kepada penulis, untuk terus menulis karya dan seterusnya menghasilkan karya yang menarik. Kerjasama & sokongan daripada pembaca amat kami hargai. Sebab itulah kami menyediakan HADIAH, sebagai penghargaan kepada penulis dan juga kepada pembaca yang aktif memberi komen & ulasan