Nama Pena : nast
Malam yang tak biasa, tak ada cahaya bulan ataupun kerlipan bintang yang biasanya tak pernah absent menghias langit. Dingin,sepi,sunyi,dan,suara guyuran hujan yang tak mau berhenti sejak siang tadi yang menemani malamku di kamar tidur. Membosankan. Kuhela nafas panjang sambil mengarahkan pandangan ke seluruh kamar. Matakupun akhirnya focus pada sebuah buku kecil yang sering mereka sebut "DIARY", ku buka lembar terakhirnya, kejadian itu aku tulis setelah peristiwa itu terjadi, entah mengapa saat membacanya kembali ada perasaan damai menyelimutiku.
22 February 2009
Hari ini aku sedih tapi aku juga bahagia, Aku tertawa terbahak tapi juga menangis kecewa, Aku tersenyum tapi air mataku berlinang dan mengalir bebas.
Mana perasaanku yang sebenarnya??
Kututup "DIARY" itu, Memory di otak seketika langsung saja menyuruh ingatanku agar kembali pada kejadian sebulan lalu.
22 January 2009
Seperti biasa hari ini dimulailah rutinasku.
Bangun,sarapan,mandi,dan berangkat sekolah….. Kata terakhir itu yang membuat penat pikiranku, Sekolah! Malas sekali membayangkan apa yang akan terjadi nanti di Sekolah. Terkurung di suatu ruangan, Duduk, Belajar, Mendengar, Berfikir?? Uhh… sangat tak menyenangkan.
Kuseret langkahku dengan malas, sampai di dapan gerbang langkah kakiku terhenti karna kudengar ada seseorang yang memanggil namaku. Aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang anak laki-laki tengah berdiri tegap tersenyum memandangku, aneh rasanya diperlakukan seperti itu, sebelumnya tak pernah aku diperlakukan demikian karena aku bukanlah tipe orang populer di Sekolah.
"Masih ingat aku? Ingat? Masih kenal aku,Syesha?," tanyanya sambil tersenyum lebar seakan aku sudah lama mengenalnya. Aku menggeleng pelan.
"Tebak," pintanya bersemangat , aku mengernyitkan kening memutar seluruh ingatanku tentang orang-orang di sekelilingku tapi tak ada anak yang sebayaku dan berwajah tampan itu di ingatanku. Siapa sebenarnya dia?
"Aku tidak mengenalmu,"
" Bercanda………Kamu mana mungkin lup….," kata-katanya terputus saat aku tak sengaja melihat arloji di pergelangan tangan, jam 07.05. Gawat!!kalau sampai terlambat, jam pertama Matematika dan tentunya semua murid akan terkurung bersama Pak Sony yang tak pernah sekalipun mau memberikan toleransi pada anak didiknya yang terlambat datang.
"Maaf, aku harus pergi," pamitku sambil membalik badan kearah sekolah, dia mematung sendirian,menatapku dengan senyum tipis, saat aku berlari menuju Sekolah
*******************
Tak Terasa Waktu Pulangpun Tiba.
Anak-anak langsung berhamburan dari ruangan kotak yang selalu saja menyuruh orang-orang di dalamnya untuk serius berfikir. Kuayunkan langkahku dengan riang gembira, akhirnya pulang juga, tak sabar rasanya ingin sampai Rumah, ingin cepat-cepat menikmati sepiring nasi hangat beserta teman-temanya si lauk pauk dan sayur mayur. Hmm….perutku benar-benar kelaparan.
"Syesha…," panggil anak misterius yang bertemu denganku pagi tadi di depan gerbang Sekolah, saat aku baru saja melewatinya. Karna ingin tau siapa dia, kuputuskan untuk menghampirinya.
"Kamu lupa aku? Kamu serius tak mengenalku lagi? Kamu tak ingat aku? Ahhh….Kamu benar-benar pelupa,"
"Memang kamu siapa?? Rasanya aku tak pernah mengenalmu…aku tak ingat siapa kamu?"
"Kalau begitu,akan kubuat kamu ingat siapa aku?" dia langsung menarikku pergi ke suatu tempat . Di sebuah taman kami berhenti,katanya taman adalah salah satu tempat favorit aku dan dia dulu,dan akhirnya dia menanyakan pertanyaan itu lagi.
"Sudah ingat?"aku menggeleng pelan, tak berapa lama dia pergi sebentar dan kembali lagi dengan membawa setangkai bunga anggrek lalu memberikanya ke tanganku, kuterima pemberianya dengan rasa bingung.
"Kalau anggrek ini ingat?" aku menggeleng lagi, dia langsung kecewa, bingung, dan terlihat menahan emosi.
"Apa lagi yang bisa membuatmu ingat?? Apa kamu dulu pernah amnesia?"
"Amnesia apa? Jangan ngawur!!"
"Kalau begitu seharusnya kamu ingat siapa aku,kamu nggak boleh lupa aku,"
"Entahlah aku nggak tahu kamu…Aku mau pulang, Aku lapar, hari sudah makin sore,"
"Jangan pulang ,Sya, sebelum kamu tahu siapa aku, aku mohon…." Raut mukanya yang sedari tadi riang gembira berubah sedih ketika aku mengutarakan maksudku untuk pulang, mau tak mau kuurungkan niat itu, langsung saja dia bersorak girang. Tak lama kemudian dia berjongkok dan menggambar sesuatu dengan ujung daun di tanah, karena penasaran aku ikut berjongkok di sebelahnya, ingin tahu apa yang sebenarnya digambarnya, karna dia terlihat sangat serius.
"Kenapa sekarang kamu jadi murung? Dulu kamu sangat ceria," tanyanya sok tahu sambil tetap menggambar, aku menatapnya curiga.
"Memang kamu tahu seperti apa aku dulu?"
"Aku tahu semua tentang kamu..nah selesai," kulihat hasil gambarnya, lumayan bagus walau terlihat kurang sempurna tapi setidaknya aku tahu apa yang di gambarnya, sebuah bola, matahari, dan cincin.
"Lupa ya ini apa? Sini aku jelaskan, bola ini adalah permainan kesukaan kita, matahari ini adalah.." penjelasanya berhenti saat ia mendongak ke atas sebentar, memandang langit yang tengah berganti warna menjadi jingga. Tanpa basa-basi dia menarikku pergi lagi dengan terburu-buru. Sekarang kami berada di pantai, berdua kami duduk pasir putih menghadap ombak kecil yang bergulung, menanti matahari terbenam ke tempat peraduanya,.
"Kenapa mengajaku ke tempat seperti ini?? Hhhhh….Sudah lama juga aku tak kesini lagi untuk memandang matahari terbenam, kangen juga rasanya," kutarik nafas sedalam-dalamnya untuk merasakan kembali suasana yang telah lama tak kunikamati. dia diam memandangku.
"Aku salah mengajakmu kesini?" cepat-cepat kugelangkan kepalaku.
"Kamu nggak salah, Kamu hanya mengingatkan aku lagi pada seseorang yang aku kenal di panti asuhan ang…" aku diam tak melanjutkan, aku menoleh kearahnya, dia tertawa kecil.
"Di panti asuhan anggrek…kamu Bio??? Ohh…Tuhan," suraku bergetar tak percaya, dia semakin mengeraskan tawanya.
"Akhirnya kamu ingat,Sya," kupukul bahunya karna berani mengerjaiku, kenapa nggak bilang dari awal. Kenapa harus membuatku penasaran setengah mati!
Bio dan aku dulu pernah sama-sama tinggal di panti asuhan anggrek dan akhirnya kami pisah karna sama-sama sudah diadopsi.
"Kenapa kamu dulu ninggalin aku Bi, kamu tahu aku sedih banget setelah kamu nggak ada lagi di sampingku, aku nggak berhenti menangis sampai air mataku kering, aku selalu kembali sedih saat mengingat kamu. Dan sekarang adalah hari terindah bagiku bisa ketemu kamu lagi,Bi, ini seperti mimpi,"
"Apabila ini mimpi aku nggak akan pernah mau bangun. Sya…maaf aku dulu ninggalin kamu, aku nggak bisa apa-apa saat orang itu mengadopsi dan membawaku pergi, maaf membuatmu sedih, maaf membuatmu kecewa karna tak tepat janji, maaf selalu membuatmu menangis, maaf aku nggak bisa selalu menjagamu, kamu tahu? Semua kisah pasti ada perpisahan… Sya,hari ini aku mencari dan menemuimu karna aku ingin memberikan ini," dia mengeluarkan sebuah cincin perak dari dalam saku \\lalu mengarahkanya ke jariku. Aku hanya bisa diam,rasanya badanku tak dapat digerakan
"Aku ingat, dulu kamu punya suatu keinginan, jika sudah besar kamu ingin sekali menerima cincin dari seseorang yang sangat menyayangimu, dan sekarang itu sudah terjadi, aku sayang kamu…..Selamanya," Bio menggenggam erat tanganku sebagai tanda dia sungguh mengatakan, aku menangis dalam senyum bahagiaku.
"Aku juga sayang kamu Bi, jangan pernah tinggalin aku lagi, aku mohon…" Bio diam, tak tahu harus menjawab apa.
ESOKNYA.
Seorang teman Bio datang ke rumahku, dia mengaku teman akrabnya, dialah yang memberikan alamat alamatku pada Bio, dialah yang membuat Bio senang bukan main saat mengetahui dimana keberadaanku, dialah yang membuat Bio dapat tersenyum ceria lagi saat dia menceritakan kehidupanku dari seorang temanya, dan karna dialah Bio kehilangan nyawanya.
3 hari yang lalu, Bio menerima kabar dari seorang sahabat baiknya tentang sahabat kecilnya. Syesha. Dia girang bukan main, dan tanpa membuang waktu lagi dia mengambil motornya dan segera memacunya dengan kencang agar segera bertemu dengan seseorang yang sangat disayanginya lebih dari siapapun, tak lupa dia juga membawa cincin yang menjadi keinginan Syesha.
Bertemu, bertemu, melepas rindu, hanya hal itu yang berada di fikiranya, karna sudah 10 tahun mereka berpisah. Namun naas karna terlalu kencang memacu motornya Bio tergelincir dan tewas.
Aku yang mendengar cerita itu hanya bisa menunduk. Fikiranku terasa kosong Kubungkam mulutku agar tangis kehilanganku tak pecah. Bagaimana mungkin Bio meninggal? Padahal kemarin Bio bersamaku? Tak percaya hanya itu saja perasaan yang menyelimutiku. Tapi mau tak mau aku percaya juga saat teman Bio itu menyerahkan undangan 3 hari kematian Bio, di sana ada foto Bio yang tengah tersenyum damai. Ahhh…. Mungkin mungkin yang kemarin memanglah Bio, namun bukan Bio yang manusia sempurna lagi, dia mugkin masih ingin mengutarakan keinginanya yang belum sempat terpenuhi sebelum kepergiangnya………. Ya mungkin itu…..Bio ingin memberikan cincin perak itu sambil berkata "aku sayang kamu ,Sya," keinginan yang telah lama dipendamnya bertahun-tahun. Mengapa singkat sekali pertemuanku denganya? Tuhan tolong,tolong putarkan lagi waktu untukku.
*********************
Mungkin cerita ini mengada ngada dan di luar logika, akupun masih sangat sulit untuk mempercayainya, tapi yang pasti cincin perak itu kini benar-benar nampak dan begitu nyata melingkar di jari manisku. Malam makin dingin, tapi entah mengapa badanku terasa nyaman dan hangat setelah mengingat kenangan sebulan silam.
Lambat laun matakupun semakin mengantuk dan akhirnya terpejam dengan ditemani alunan lagu sendu dari astrid lewat radio mungil di sebelahku,…….
Tuhan perlihatkan padaku wajah dia yang sangat kucintai
Tolong buat dia merasa bahwa aku sedang memeluknya
Ku takkan tenang sebelum dia tahu…….
Ku cinta dia dengan perasaan sepenuh hatiku
Walaupun nanti tak bertemu lagi
Ku hidup di hatinya,Hatinya…
Entah mengapa cinta datang saat sudah terjadi perpisahan
Ku takkan tenang sebelum dia tahu……
> end <
eh?????nie citer org indon ke???nape skrg nie pnulisn 2 u slalu tygkn citer iindon???tah pape bahse y gne...anyway..gud luck 2 writer hop lbih mju pde mse dpan...citer ok xpi...jln citer krg mmuaskn...
BalasPadamlove is cinta????
BalasPadamhampir sama.. any way betul ke yang menulis ni from indonesia.. boleh menulis la tapi why not kalau u cuba kuasai bahasa melayu lagi.. coz err teramat la sukar untuk membacanya dalam bahasa itu.. hehehe skema lak..
okeys... try hards!!
ape kes bunga2 giler ayat nyerrrrrrrrrr..
BalasPadamxsonok nk bce
indon..indon..indon..
BalasPadamtv indon..blog ni pun nk indon gak ke?
huh..ketandusanla penulis2 malaysia..
patut rmai kengkawan aku da x sronok bce cerpen sni..
bile la malaysia nk bebas dr indon?
xmerdeka langsung
satu malaysia..sehati sejiwa..
-nur_um-
kat tv cite indon, radio indon gak
BalasPadamxkn cerpen @ novel pun indon gak
nape kita nk agungkan sgt diorg nie
bes! bes! bes! aku suke..........
BalasPadamitu artinya cerita Indonesia lebih best dri pada cerita malay... hahahhaa....
BalasPadamkpn Penulis... semangat trus y dlm berkarya..
:)