Kehidupan
adalah anugerah utama Illahi. Anugerah kehidupan memberi gambaran
kebesaranNya buat kita manusia, yang wajib kita syukuri dan hargai.
Internet adalah kemudahan buat umat manusia. Justeru itu,
manafaatkan ia untuk kesejahteraan diri kita dan umat sejagat.
Sentiasalah kita beringat, apa yang kita lakukan, akan dipertanggung
jawabkan pada kemudian hari.
Gunakan sebaik-baiknya kurnia Allah swt kepada kita. Halalkan
kegunaan akal, hati dan lidah pada perkara yang bakal membawa
kecemerlangan diri kita dunia dan akhirat. Kita hidup hanya sekali.
Sekali 'pergi' tak kan kembali. Buat baik berpada-pada, dan buat
jahat JANGAN sekali-kali. Kewujudan website penulisan2u dengan blog
sebagai wadah untuk meningkatkan nilai diri. Bermatlamatkan
penyatuan ummah dengan ciri-ciri kemurnian budi dan budaya. Walaupun,
dunia terus maju dengan teknologi, kita akan terus kekal dengan
akhlak dan jati diri insani.
Dollah, pensiunan pegawai pemerintahan. Tiga tahun yang lalu dia kehilangan orang yang paling di kasihinya. Istri yang selama ini menemaninya sejak berpuluh tahun lalu telah pulang lebih dulu. Dollah kesepian, yang ada hanya Sudartik. Pembantu yang selama ini mengurusnya. Sudartik lah yang memasakan makanan Dollah. Mencuci pakaian dan membuatkan minumannya. Dollah tidak punya kegiatan lain selain membaca koran dan memelihara itik di rumahnya. Menerima dana pensiun setiap bulannya. Seperti ada guratan-guratan kecil yang melekat di kehidupannya. Sudah hampir tiga tahun anak-anaknya tidak pulang ke rumahnya. Ada-ada saja alasan yang terlontarkan dari bibir mereka. Sibuk dengan urusan kantor atau tidak ada waktu untuk menjenguknya barang sekejab. Miris bathin Rohmad mendengar alasan yang tidak masuk di akal itu.
Daun-daun kering berjatuhan di halaman rumahnya. Daun-daun itu dibiarkan begitu saja. Membusuk bersama ranting-ranting kering. Rohmad juga tidak perduli dengan keadaan rumahnya yang mulai suram. Sudartik hanya bekerja memasakan makanan dan mencuci baju Dollah. Tangan Dollah yang keriput membalik lembaran koran. Wajahnya pun telah dipenuhi garis-garis penuaan. Rambutnya memutih. Dia memiliki lima orang anak yang kini sudah berkeluarga. Tinggal di kota bersama suami dan istri mereka. Ada sedikit kerinduan di matanya. Rindu akan anak-anaknya dan berkumpul bersama menjelang lebaran.
Suara takbir menggema di keheningan malam. Mata Dollah menerawang jauh. Apakah tahun ini anak-anaknya juga tak mau mengunjunginya. Seperti tiga tahun lalu. Dollah merayakan lebaran itu bersama anak yatim di dekat rumahnya.
Anwar, anaknya yang paling sulung datang bersama istrinya. Membawa tiga orang cucunya yang lucu. Mereka berencana lebaran bersama di rumah Dollah. Akhirnya semua anak-anak Dollah berkumpul di rumahnya. Dollah sangat bahagia dapat berkumpul lagi dengan anak-anaknya, terlebih dengan cucu-cucunya yang lucu. Sore itu anak-anak Dollah berkumpul di ruang tamu. Mereka terlihat berdebat. Bersitegang hingga menimbulkan suara-suara kegaduhan.
"Kita harus selesaikan semuanya malam ini, Mas." suara Firdaus menggema di ruang tamu. Dia yang mempunyai gagasan untuk berkumpul di rumah Dollah, ayah mereka. Sekaligus merayakan lebaran di kampung halaman mereka. "Seperti kesepakatan dulu, Bapak sekarang menjadi tanggung jawab kita." tegas Firdaus, anak kedua dari Dollah. Entah apa yang mereka ributkan. Selama ini Dollah memang sangat mengharapkan anak-anaknya datang dan berkumpul di rumahnya. Merayakan lebaran bersama anak dan cucunya. Namun kedatangan mereka bukan untuk merayakan lebaran, tapi mempergunjingkan harta Dollah.
Dollah, laki-laki berusia enam puluh lima tahun itu terlihat duduk di dipan. Wajahnya dipenuhi garis-garis penuaan yang cukup tegas. Guratan-guratan kehidupan yang pahit masih terpahat di keningnya. Sejak kepergian istrinya beberapa tahun yang lalu, Dollah tinggal sendiri di rumah. Anak-anaknya mencarikan seorang pembantu untuk mengurusnya. Dollah sudah lama pensiun dan kini menikmati hari tuanya sendirian. Dana pensiun yang tidak seberapa juga terpakai oleh Anwar. Untuk biaya anak-anaknya sekolah. Anwar, anak sulung Dollah yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Mata Dollah sesekali menatap wajah anak-anaknya di ruang tamu. Wajah-wajah itu seperti berubah menjadi wajah-wajah iblis. Pandangannya mengedar walau terlihat buram. Cornea matanya sudah memutih. Pendengarnya masih begitu jelas, namun dia memilih diam daripada berkomentar. Tidak ada gunanya berdebat dengan anak-anaknya yang ini dirasuki setan. Lebaran-lebaran tahun lalu tak seorangpun dari mereka yang datang menjenguk Dollah. Kini mereka berkumpul dan hanya membicarakan harta gono-gini yang menjadi rebutan. Miris hati Dollah melihat anak-anaknya yang begitu antusias ingin membagi-bagikan hartanya sementara dia masih hidup. Harta itu akan segera mereka kuasai.
"Tidak usah sekarang, Mas," bantah Suras, anak ketiga yang tinggal di kota bersama istrinya. "Sebelum kita membicarakan soal ini, aku sudah melakukannya. Siapa yang mengobatkan Bapak selama ini? Siapa yang membayar tunggakan listrik? Air dan menggaji pembantu untuk mengurus bapak?"
"Bukan kamu saja yang memenuhi kebutuhan Bapak, Suras. Aku yang memperbaiki rumah ini." timpal Firdaus, seperti tak mau kalah.
"Aku juga mengecat rumah ini, Mas." Suras ngotot. "Aku juga yang membelikan bapak parabola agar bapak bias terhibur."
"Allaaa…itu cuma taktikmu saja, Suras. Kau berusaha mendekati bapak agar hartanya jatuh ke tanganmu." sergah Firdaus.
Mata Dollah memperhatikan anak-anaknya yang saling berdebat. Wajah-wajah mereka terlihat tegang. Asap rokok mengepul di ruang tamu. Lagi-lagi tidak ada menemukan titik terang. Harta yang hanya sepetak sawah, tanah dan rumah menjadi awal kericuhan mereka. Mata Dollah merebak memperhatikan anak dan menantunya yang bersitegang.
"Sudah…kalian jangan meributkan hal sepele itu." timpal Anwar menengahi.
"Memangnya mas tahu apa? Mas dekat dari bapak tapi tidak pernah melihat bapak. Mas hanya menyusahkan bapak saja. Dana pension bapak juga mas yang menghabiskan." Firdaus menyela.
"Iya Mas, makanya ini kita bicarakan supaya lebih tertata. Bukan hanya mas Suras sendiri yang menanggung kebutuhan Bapak, saya juga." Latifah, si bungsu, bersuara. Mereka mulai membangkit kebaikan yang dulu pernah mereka lakukan untuk Dollah. Dari makan, listrik hingga kebutuhan Dollah yang lainnya.
"Aku sudah bilang berkali-kali, buatkan Bapak rekening bank. Itu akan mempermudah kita semua," Anwar, anak pertama berkata. "Jadi kalaupun harta bapak harus di bagi-bagi kita masih bisa menyantuni bapak lewat rekening."
"Itu pun jadi masalah Mas. Rekening itu atas nama siapa dan siapa yang akan mengurusnya? Repot kalau Bapak harus mengurus sendiri," Suras menimpali lagi. "Aku tidak percaya kalau rekening itu atas nama mas Anwar."
"Aku setujuh. Lebih baik atas nama bapak saja." usul Firdaus.
Asap rokok di ruang tamu semakin menebal. Maka, ramailah pertemuan itu membahas cara pengiriman uang untuk Dollah setiap bulannya. Sampai sejam kemudian tak ada kesepakatan. Memberikan secara langsung sebulan sekali jelas tak mungkin bagi sebagian mereka. Sementara membuka rekening bank dengan alasan kepraktisan memunculkan masalah sendiri. Siapa yang akan mengurusnya? Anwar sudah bersedia, tetapi banyak saudara tak menyetui karena sifat istrinya yang kurang terpuji. Firdaus menawarkan diri. Tetapi, hampir semua anak menolak karena terlalu jauh tinggalnya.
Kericuhan terjadi. Masing-masing punya pendapat dan tak mau mempertimbangkan pendapat orang lain. Hingga lewat pukul satu dini hari. Dollah sudah terkantuk-kantuk ketika situasi memanas. Firadaus menuduh Suras pamer dengan segala bantuan yang telah diberikan selama ini. Anwar menuduh Firdaus tak paham situasi. Latifah juga menuduh Anwar ingin menguasai seluruh harta Dollah.
Tiba-tiba Dollah berteriak, "Sudah!" katanya menahan sedu-sedan, "Kalau hanya mau membuat keributan, kalian tak usah pulang! Aku ini sudah tua. Ingin melihat kalian hidup rukun dengan saudara. Tetapi, setiap bertemu ribut selalu. Sudah, aku tidak mau dengar lagi!" teriaknya.
"Tunggu dulu, Pak, kami ini membicarakan kepentingan Bapak," Firdaus coba menenangkan.
"Mendengar kalian bertengkar itu bukan kepentinganku!" Dollah semakin tersedu. "Tugasku sudah selesai, merawat kalian, menyekolahkan dan menikahkan kalian. Aku hanya ingin hidup tenang menunggu mati. Kalau kalian keberatan menanggung hidup orangtua ini, biar aku mencari sendiri. Dulu aku ini anak orang melarat. Ibu kalian juga meninggal karena ulah kalian yang selalu memperebutkan harta. Kalian selalu bertengkar hingga ibu kalian terkena serangan jantung." Mata Dollah terlihat memerah penuh amarah. "Tidak akan kaget kalau aku sekarang kembali menjadi melarat."
"Pak, jangan bicara begitu," Surat berdiri, berusaha menenangkan hati Dollah.
"Aku tidak butuh simpatik kalian. Kalian hanya berharap agar aku cepat dikuburkan."
"Pak…" Latifah memekik kecil. "Kami tidak bermaksud begitu."
"Lantas apa namanya jika kalian terus bersitegang memperebutkan hartaku? Kalian bahkan tidak perduli dengan keberadaanku. Kalian ingin membuat jantungku berhenti?"
Semua diam. Anwar menunduk mendengarkan kesedihan Dollah. Dollah sudah tak mampu menguasai diri. Laki-laki tua itu terus menceracau di antara sedu sedannya. Hingga tubuhnya melemas dan terjatuh di lantai. Para menantu yang sejak tadi duduk di belakang tanpa suara kini merubung Dollah yang pingsan.
"Bawa ke kamar," kata salah satu dari mereka.
"Panggil Dartik," teriak istri Suras.
"Dartik sudah pergi, Mbak!" jawab Latifah panik.
"Pergi kemana?"
"Saudi Arabia, jadi TKI."
Semua bingung. Tak ada yang tahu bagaimana mengembalikan kesadaran Dollah. Firdaus berteriak dalam kepanikan, "Bawa ke rumah sakit."
"Siapkan mobilnya."
Semua diliputi kepanikan. Suras menyiapkan mobilnya. Bersama beberapa orang saudara dia mengantar Dollah ke rumah sakit di kota. Tetapi hingga beberapa waktu sesudahnya, lelaki tua itu tak sadarkan diri juga.
cite ni kureng bez... but troskan usaha...ye!!!!!!!!!! chayo.... ----------ucu kondem------------------
Catat Ulasan
TINGGALKAN ULASAN DAN KOMEN, PADA SETIAP KARYA YANG ANDA BACA Penulis memerlukan ulasan dan komen, bagi memperbaiki penulisan dan memperbetulkan kesilapan. Komen dan ulasan anda akan memberi satu semangat kepada penulis, untuk terus menulis karya dan seterusnya menghasilkan karya yang menarik. Kerjasama & sokongan daripada pembaca amat kami hargai. Sebab itulah kami menyediakan HADIAH, sebagai penghargaan kepada penulis dan juga kepada pembaca yang aktif memberi komen & ulasan
"Dia
hidup bukan kerana cinta. Dia hidup kerana
kehadiran Prince Charming yang menyelamatkannya.
Semuanya gara-gara dia mengoyak Carta Prince
Charming—carta misteri yang tiada sesiapa tahu
dari mana datangnya. Yang pasti, memang dia
langsung tidak percaya dengan sumpahan yang
dikatakan berkaitan dengan Carta Prince
Charming.
"Sumpahan puteri? Kau ingat ini cerita dongeng
ke? Puteri apa yang nak sumpah aku ni? Puteri
bunian? Puteri lindungan bulan?”
Desakan daripada Sofea membawanya ke Kelab Bola
Sepak. Di situlah Prince Charming berkumpul.
Tetapi hanya seorang sahaja Prince Charming yang
dicari-carinya. Namun, untuk mencari Prince
Charming bukanlah mudah, namun dia yakin, antara
mereka, pasti salah seorang adalah penyelamatnya.
Orang tu pun satu! Dah selamatkan nyawa orang,
tak reti-reti ke nak munculkan diri? Bukan ke
lagi senang kalau datang berdiri depan aku dan
cakap, Sayalah yang selamatkan awak daripada
kena langgar semalam. Finish! Tak adalah nak
panjangkan cerita sampai beratus muka surat
semata-mata nak cari Prince Charming!
Tajuk:
Prince Charming
Penulis: Ratu Bulan
Terbitan: Fajar Pakeer
Harga:
RM19.90
Ulasan:
NOVEL
HANGAT DIPASARAN
Pertemuan
pertama memberi impak yang berbeza kepada dua insan. Maria
malu mengenang, sedang Hisyam mahu mendekat. Maria semakin
resah apabila Hisyam terus-terusan mendesak. Dalam benci
ada rindu. Bijak Hisyam memujuk, mereka akhirnya disatukan.
Salina hadir menjadi duri dalam daging. Bagi Hisyam, gadis
itu ialah sahabatnya yang terbaik. Insan paling dipercayai.
Namun, dalam diam, Salina meracuni hubungan mereka. Salina
ada agenda yang tersendiri.
Semakin hari, semakin nipis rasa percaya Maria terhadap
Hisyam. Namun, dia tidak mungkin menghindar rasa kasih
yang sudah menebal. Demi menunaikan permintaan Maria,
Hisyam tega melamar Salina walau ada luka di hati.
Sanggupkah Hisyam menduakan Maria yang pernah dicintai
sepenuh hati? Dan, Maria, mampukah membiarkan suami
tersayang jatuh ke tangan Salina? Atau, Mariakah orang
ketiga yang tidak lagi diperlukan kehadirannya oleh Hisyam?
Penulisan2u
sedang
berkerjasama dengan Penerbit Novel bagi memberi peluang kepada penulis-penulis berbakat dan karya yang menarik.
Antara novel yang sudah di terbitkan
2 Pengulas paling AKTIF dengan memberi komen yang ikhlas dan
membina, pada setiap karya cerpen / novel di penulisan2u akan
menerima hadiah sebuah NOVEL.
•
Creative Enterprise Sdn. Bhd., sedang mencari manuskrip kanak-kanak atau remaja. Ini kerana pihak kami ingin memperluaskan dan memperbanyakkan bahan bacaan untuk kanak-kanak dan remaja. Di samping itu kami juga ingin memupuk minat membaca dalam kalangan kanak-kanak dan remaja.
( klik disini
)
•Karyaseni Enterprise ingin memaklumankan
kepada anda yang berminat untuk menghantar manuskrip
anda kepada KS untuk penilaian, sila email kan
sinopsis dan tiga bab awal ke alamat email berikut:
Manuskrip@karyaseni.my
•KarnaDya Solutions Sdn
Bhd. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
hantarkan karya anda. Sebelum anda menghantarkan
manuskrip anda, sila hantarkan butiran berikut terlebih
dahulu melalui emel/pos. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•NB Kara Sdn Bhd dengan berbesar hati
menjemput mana-mana penulis yang merasakan diri mereka
layak menjadi penulis yang versatil, menghantar
manuskrip mereka kepada NB Kara Sdn Bhd. Tulisan anda
terlebih dahulu akan dinilai oleh penulis prolifik
Norhayati Berahim dan juga beberapa panel editor sebelum
diluluskan untuk terbitan.
(
klik disini )
•Jemari Seni Publishing. Anda minat menulis? anda berbakat, anda ada cerita
yang menarik, Anda Ada Karya Yang Ingin Diterbitkan?
Untuk tujuan pengiriman manuskrip, JEMARI SENI telah
menggariskan panduan kepada penulis-penulisnya. untuk maklumat lanjut (
klik disini )
•
Alaf 21 Sdn Bhd. Tahun 2008 bakal menjanjikan sinar
kecemerlangan seandainya karya anda terpilih untuk
diterbitkan oleh Alaf 21, penerbit novel tersohor di
Malaysia.
Jika
anda mempunyai salah satu manuskrip tersebut, kami ingin
menatap dan menilainya. Sekiranya sesuai, pihak kami
ingin menerbitkannya di bawah jenama ALAF21.
( klik disini)
•
tip kehidupan, zodiak, horoskop, petua, tip, puisi,
pantun, sajak, dan pelbagai artikel menarik layari di
http://istimewa2u.blogspot.com
•
Blog Berkaitan agama, topik-topik tazkirah, audio, video
ceramah, mendengar 114 surah Al-quran secara online,
radio-radio dakwah, layari di
http://dakwah2u.blogspot.com
•
Blog Media, Tv streaming online, radio streaming online,
surat khabar, rakaman drama, radio era, hot.fm, tv1,
tv2,tv3 dan lain-lain. layari di
http://mymedia2u.blogspot.com
•
Blog Koleksi cerita lawak, lucu, kelakar dan video lawak,
lucu dan kelakar. layari di laman
http://kelakar2u.blogspot.com
•
Laman web
syarikat penerbit novel Creative
Enterprise Sdn Bhd (CESB). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.cesb.net.my
•
Laman web
syarikat penerbit
Kaki Novel
Enterprise. Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.kakinovel.com
•
Laman web
syarikat penerbit NB kara Sdn Bhd.
Dimiliki oleh penulis terkenal Norhayati Berahim, Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.nbkara.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit Buku Prima Sdn Bhd.
Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.bukuprima.com.my
•
Laman web
syarikat penerbit novel
jemari Seni Publishing (JS Publishing). Untuk melihat novel-novel
terbaru yang berada di pasaran, layari di
http://www.jemariseni.com
•
Laman web syarikat penerbit novel Alaf21 Sdn Bhd
(alaf21). Untuk melihat novel-novel terbaru dari Alaf21
layari di
http://www.alaf21.com.my
•
Laman web syarikat penerbit novel Fajar Pakeer Sdn Bhd). Untuk melihat novel-novel terbaru layari di
laman
http://www.fajarnovels.com.my
Kata Kunci
koleksi novel, koleksi novel
cinta, novel, novel online, novel melayu, novel malaysia, novel terbaik,
novel cinta, novel masyarakat, cerpen, koleksi cerpen, koleksi cerpen
cinta, koleksi cerpen cinta remaja, cerpen baru, koleksi cerpen terbaru,
teratak cerpen, cerpen cinta, cerpen online, cerpen terbaik, cerpen
melayu, koleksi cerpen cinta malaysia, cerpen malaysia, cerita seram,
cerita, cerita cinta, cerita pendek, cerita melayu, cerita online
Malaysia Group
Blog
Koleksi
Cerpen & Novel proudly powered by Blogger. Best display view 1024x768.
Google Inc
Koleksi Cerpen
& Novel dari Malaysia, Indonesia, Singapore & Brunei
endingnya ape ow..